Jumat, 24 Januari 2014

Fenomena Cabe - Cabean 2014

Istilah Cabe-cabean mulai merebak sekitar akhir tahun 2013 istilah ini diperuntukkan untuk cewek belia berusia akil baligh 12 hingga 20 tahunan, untuk remaja pria diberi istilah predikat terong-terongan sebagai panggilan untuk mereka yang berperilaku berisiko tinggi.
diperagakan by model
Ada juga istilah predikat remaja lelaki beresiko ini adalah 'tiga b' (3B) yang melanda remaja usia belasan yang berhubungan dengan gaya hidup. 3B yakni singkatan dari Behel, Boil dan Blackberry.


Sedangkan untuk cewek yakni behel, bonding dan blackberry. hal tersebut buat mereka sebagai gaya hidup, gaya hidup tidak bisa dipungkiri mutlak membutuhkan dana, sehingga tidak heran mereka bisa melakukan perilaku berisiko untuk memenuhi kebutuhan life style mereka.

Menurut Arist Merdeka Sirait (Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak) kelabilan para remaja ini didasari karena kurangnya perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkannya. Sementara itu hal yang serupa diungkapkan pemerhati anak, Seto Mulyadi yang akrab dipanggil kak Seto ini, mengilustrasikan para remaja belia ini ibarat bunga yang butuh siraman kasih sayang dan perhatian dari para orangtua, sehingga jangan sampai membiarkan mereka layu sebelum berkembang. Tambahnya, remaja yang melakukan perilaku berisiko bukanlah kriminal, melainkan cermin untuk banyak orang. terutama para orang tua, tuturnya kembali, jangan menganggap bahwa
Arist Merdeka Sirait dan Seto Mulyadi
Predikat negatif  cabe-cabean atau remaja yang mengarah ke perilaku berisiko itu penjahat. Justru jadikan cermin untuk berkaca diri untuk semua orang, apakah sudah menjadi orangtua atau pribadi yang baik atau tidak," kata Ka Seto.

Arist dan Seto Mulyadi mengatakan bahwa fenomena anak-anak yang berperilaku berisiko akan terus meningkat jika para orangtua dan masyarakat sekitar bersikap acuh. "Ini akan terus meningkat bisa 60 persen atau bahkan 100 persen di tahun 2014. Selain karena menjadi ajang pesta politik yang mengeksploitasi anak-anak, akan semakin banyak orangtua yang sibuk dan hanya memikirkan karir saja tanpa memikirkan anak-anak. Padahal anak-anak itu butuh perhatian dan kasih sayang," kata Seto.

Rabu, 22 Januari 2014

HATI-HATI TRIK PENIPUAN SINDIKAT MAFIA TANAH

Berbagai modus penipuan saat ini sedang marak, bak jamur dimusim penghujan,mulai dari penipuan sms seperti "tolong kirim pulsa 20.000 sekarang- dari mama" atau gaya penipuan dengan langsung menghubungi melalui telepon rumah dengan trik bahwa nomor telepon rumah kita memenangkan nomor undian yang diundi dan ditayangkan disalah satu stasiun tv swasta semalam sebelumnya. dengan hadiah berupa mobil, rumah dll. padahal semua palsu belaka. dan ironisnya, kita diinstruksikan untuk mengirim biaya admin ke pihak panitia undian sekitar 10 % dari harga hadiah tersebut.
       saat ini, kejahatan penipuan telah merambah ke bidang lain dan entah sudah berapa lama praktik penipuan ini telah berlangsung, yang jelas penulis baru mengalaminya sendiri. disini yang menjadi korban penipuan adalah orang tua penulis, berikut sekilas ceritanya :

Kronologis :
Sebut saja nama pemilik tanah bernama Ibu Nindy, Setelah iklan tanahnya terbit di koran, silih bergantilah calon pembeli menelpon Ibu Nindy, dan salah satu penelpon bernama Bernadus (yang ternyata makelar) menawarkan korban untuk membeli tanah tersebut senilai 60 jt.
Bernadus memiliki teman bernama Tallong, kebetulan pria paruh baya ini menetap pada rumah yang berdampingan dengan tanah korban. dan  secara kebetulan juga, ternyata si pembeli tanah tersebut adalah sepupu dari Tallong yang bernama Hj. Mindah, sehingga terjadilah kesepakatan antara korban, Tallong, Istri Tallong, dan Bernadus, mengenai jual beli ini. Hj. Mindah sendiri secara fisik tidak pernah hadir dalam pertemuan, hanya terjadi koordinasi segitiga via telepon antara korban dan Bernadus.
beberapa hari kemudian datanglah utusan ke rumah korban yakni Bernadus, yang membawa uang tunai 5 juta rupiah sebagai tanda jadi bahwa Hj. Mindah jadi membeli tanah korban hari itu juga dengan catatan korban sudi kiranya meminjamkan sertifikat tanah miliknya dengan alasan untuk diteliti Hj. Mindah, tanda jadi tersebut tidak termasuk dalam nilai 60 juta rupiah. Korban pun percaya, akhirnya meminjamkan sertifikat tersebut. hari demi hari berlalu, minggu demi minggu berganti, hingga bulan demi bulan terlewati, janji tinggal janji, setiap korban menghubungi Hj.Mindah, berbagai alasan dijadikan sebagai tameng, seperti dirinya kerampokan, tertipu, usahanya pailit, menunggu juga pembeli tanahnya yang lain. dan berbagai alasan lainnya. akhirnya korbanpun berinisiatif utk mengiklankan di koran bahwa sertifikat tanahnya hilang, utk membatalkan keabsahan sertifikat tanah yang diambil Hj.Mindah.
Tak disangka November 2012, pihak Bank CNB datang ke rumah korban untuk mengklarifikasi letak tanah milik korban, dan ternyata sertifikat tsb telah berganti nama menjadi Hermawan, Pihak Bank tsb. ternyata juga tertipu oleh Hermawan yang memberi Denah Palsu kepada Pihak Bank untuk mengambil kredit. 
Akhirnya persoalan ini diselesaikan di rana hukum oleh pihak kepolisian. Hermawan dibekuk, Hj. Mindah DPO, dan Bernadus mengganti kerugian kepada korban karena dirinyalah yang pertama kali mengambil Sertifikat Tanah tersebut dari tangan korban.
Pesan saya, berhati-hatilah dalam bertransaksi Jual Beli tanah, jangan tergiur oleh panjar. dan jangan pernah serahkan sertifikat jika : 

  • Dana Cash Pembeli Belum Lengkap
  • Tidak didepan Notaris
  • Tidak dalam kondisi yang Sehat (Fit)
  • Tidak ada saksi dari pihak Penjual
Demikian hal ini saya bagikan kepada pembaca, semoga bermanfaat.

Jumat, 16 November 2012

KAYU GAHARU, "KAYU EMAS INDONESIA

KAYU GAHARU, "KAYU EMAS INDONESIA

SEKILAS TENTANG GAHARU :
1. Apa itu Gaharu ?
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp. (Nama daerah : Karas, Alim, Garudan lain-lain).
2. Apa saja yang dihasilkan dari pohon gaharu ?
*) Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
*) Damar gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.
*) Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
*) Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan
sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.

Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, memiliki kandungan damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi secara alami atau buatan pada pohon Aguilaria sp (Thymelaeaceae).

Gaharu dikenal berasal dari marga tumbuhan bernama Aquilaria. Di Indonesia tumbuh berbagai macam spesiesnya, seperti A. malaccensis, A. microcarpa, A.hirta, A. beccariana, dan A. Filaria.

Karena banyaknya jenis tumbuhan ini ada di Indonesia, maka bukan barang aneh, bila kemudian tumbuhan ini juga banyak dimanfaatkan masyarakat. Manfaat gaharu antara lain sebagai bahan pembuat obat dan parfum.

DAFTAR NAMA JENIS GAHARU DI INDONESIA
No. Nama, Botanis, Daerah, Penyebaran.
01 Aquilaria malacensis Kalimantan, Sumatra
02 Aquilaria hirta Kalimantan, Sumatra
03 Aquilaria filarial Nusa tenggara, Maluku, Irian Jaya
04 Aquilaria microcarpa Kalimantan, Sumatra
05 Aquilaria agalloccha Roxb Kalimantan, Sumatra, jawa
06 Aquilaria beccariana Kalimantan, Sumatra
07 Aquilaria secundana Maluku, Irian Jaya
09 Aquilaria tomentosa Irian Jaya
10 Aetoxylon sympethalum Maluku, Irian Jaya, Kalimantan
11 Enkleia malacensis Maluku, Irian Jaya
12 Wikstromiea poliantha Nusa tenggara, Maluku, Irian Jaya
13 Wikstromiea tenuriamis Kalimantan, Sumatra, Bangka
14 Wikstromiea androsaemofilia Irian Jaya, Kalimantan, NTT, Sulawesi
15 Gonystylus bancanus Kalimantan, Sumatra, Bangka
16 Gonystylus macrophyllus Kalimantan, Sumatra
17 Gyrinops cumingiana Nusa tenggara, Irian Jaya
18 Gyrinop rosbergii Nusa tenggara
19 Gyrinop versteegii NTT, NTB
20 Gyrinop moluccana Maluku, Halmahera
21 Gyrinop decipiens Sulawesi Tengah
22 Gyrinop ledermanii Irian Jaya
23 Gyrinop salicifolia Irian Jaya
24 Gyrinop audate Irian Jaya
25 Gyrinop podocarpus Irian Jaya
26 Dalbergia farviflora Kalimantan, Sumatra
27 Exccocaria agaloccha Jawa, Kalimantan, Sumatra

Indonesia mulai mengekspor secara langsung kayu gaharu (sejenis damar) ke China setelah sebelumnya melalui negara perantara seperti Taiwan, Singapura dan Hong Kong. Ekspor langsung juga akan membuat harga di level petani menjadi lebih tinggi karena tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk pihak ketiga.

Di pasar internasional, permintaan gaharu mencapai 4.000 ton per tahun dan China telah menjadi salah satu importir gaharu terbesar sebanyak 500 ton per tahun. Sebagian besar kayu gaharu Indonesia diekspor ke Saudi Arabia, Emirat Arab, Taiwan, Singapura, Hong Kong, AS dan Uni Eropa karena kesulitan dalam menembus langsung ke pasar China.
Dalam lima tahun terakhir total ekspor kayu gaharu Indonesia mencapai 170-573 ton dan menghasilkan devisa sebesar US$26 juta di tahun 2006 dan meningkat menjadi US$86 juta pada tahun 2010. Kayu gaharu yang biasa diekspor berbentuk chips, blok, bubuk dan minyak. Potensi gaharu di Indonesia diperkirakan mencapai 600.000 ton setahun dengan sentra produksi di Papua, Kalimantan dan Sumatera. Harga gaharu Indonesia berkisar antara Rp100.000 dan Rp150.000 per kilogram tergantung kualitasnya. Baru-baru ini, pertanian gaharu telah mulai dikembangkan di daerah Bangka, Sukabumi, Bogor, Lampung dan Nusa Tenggara Timur.
Kualitas terbaik gaharu di Indonesia (Aquilaria filaria) berasal dari hutan Kalimantan Timur yang bisa terjual hingga Rp150 juta per kilogram. Di China jenis kayu tersebut dapat terjual hingga Rp 400 juta per kilogram, sedangkan di kawasan Timur Tengah harganya bisa mencapai Rp300 juta per-kilogram.
Di negara-negara tujuan ekspor, kayu itu digunakan untuk bahan obat-obatan, bahan baku parfum, aroma terapi, suvenir dan perlengkapan ritual keagamaan.

GAHARU merupakan Komoditi Elit, Langka & Bernilai Ekonomi Tinggi Gaharu merupakan produk ekspor. Tujuan ekspor adalah negara-negara di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Singapore, Taiwan, Jepang, Malaysia.
Pohon Gaharu (Aquilaria spp.) adalah species asli Indonesia. Beberapa species gaharu komersial yang sudah mulai dibudidayakan adalah: Aquilaria. malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana, A.hirta, A. filaria, dan Gyrinops verstegii. serta A. crassna asal Camboja.
Gaharu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat di negara-negara Timur Tengah yang digunakan sebagai dupa untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia Timur juga menggunakannya sebagai hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang sangat mahal dan terkenal untuk industri kosmetika seperti parfum, sabun, lotions, pembersih muka serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver, antialergi, obat batuk, penenang sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC, kanker, tonikum, dan aroma terapi.

Pengelompokan gaharu:
1) Abu gaharu: Super, kemedangan A, Kacang, kemedangan TGC;
2) Kemedangan A, B, C, TGC , (BC), Kemedangan Putih,Teri Kacang (terapung); dan
3) Gubal gaharu tdr dari: Double Super, Super A, Super B, Kacang, Teri A, Teri B, dan dan Sabah (tenggelam).
Gaharu memiliki nilai harga mulai dari 100.000 – 30 juta/kg tergantung asal species pohon dan kualitas gaharu. Sedangkan minyak gaharu umumnya disuling dari gaharu kelas rendah (kemedangan) memiliki harga mulai dari 50.000-100.000/ml.
Sebanyak 2000 ton/tahun gaharu memenuhi pusat perdagangan gaharu di Singapura. Gaharu tersebut 70% berasal dari Indonesia dan 30% dari negara-negara Asia Tenggara lainnya. Hutan alamsudah tidak mampu lagi menyediakan gaharu. Gaharu hasil budidaya merupakan alternatif pilihan untuk mendukung kebutuhan masyarakat dunia secara berkelanjutan.Jika satu pohon gaharu hasil budidaya menghasilkan 10 kg gaharu (semua kelas), maka diperlukan pemanenan 200.000 pohon setiap tahun.